9 Fakta Tentang Daya Tarik Individu dan Gairah Seksual
DokterSehat.Com – Begitu memasuki masa puber, remaja pria dan wanita akan mulai berkutat dengan apa yang dinamakan dengan gairah seksual dan ketertarikan dengan lawan jenis. Meski pada usia mudah mereka akan lebih sering menahannya, masalah ketertarikan ini akan terus berkembang hingga akhirnya memunculkan sebuah hubungan.
Fakta gairah seksual dan daya tarik seksual
Seks dan daya tarik memang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Bahkan, banyak teori menyebutkan kalau ingin mempertahankan cinta dan daya tarik, seks harus dimasukkan ke dalamnya. Itulah kenapa seks sangat penting untuk pasangan yang sudah menikah.
Nah, apakah seks dan daya tarik hanya berkutat seputar masalah itu saja, jawabannya tentu saja tidak. Berikut beberapa fakta yang bisa Anda simak.
Seks dan maknanya yang berbeda-beda
Seks memiliki makna yang berbeda-beda bagi beberapa orang. Ada yang menganggap seks sebagai aktivitas fisik saja. Seks seperti halnya olahraga yang akan memberikan keringat. Namun, ada juga yang menganggap seks sebagai ungkapan rasa cinta dan sayang pada pasangan.
Seks juga diartikan sebagai aktivitas yang bisa mendekatkan dua orang yang tidak saling mengenal satu dengan yang lain. Terakhir, seks juga digunakan sebagai salah satu alasan untuk melakukan relaksasi.
Kontak fisik dan kedekatan emosional
Bagi beberapa orang, seks adalah aktivitas fisik antara dua orang. Sentuhan tubuh dan juga bersenggama akan menghasilkan kenikmatan yang besar. Dari kenikmatan yang dirasakan oleh tubuh secara terus-menerus inilah beberapa orang jadi saling mencintai atau lebih mencintai dari sebelumnya.
Sedikit berbeda dengan transformasi kontak fisik menjadi kedekatan emosional, beberapa orang banyak yang butuh kedekatan emosional dahulu. Tanpa hadirnya kedekatan emosional, seseorang tidak akan bisa melakukan seks. Biasanya wanita cenderung ada pada jenis ini dan pria pada jenis sebelumnya.
Seks dan emosi memberikan pengaruh yang sama pada otak
Seks dan emosi sering sekali dianggap dua hal yang berbeda dan tidak ada hubungannya satu dengan lain. Namun, dari beberapa penelitian, dua hal ini memengaruhi otak dengan cara yang kurang lebih sama. Bagian otak yang bekerja untuk seks dan emosi adalah sama dan hormon yang dihasilkan juga sama.
Seks maupun emosi yang dimiliki oleh tubuh akan memengaruhi proses kognitif, psikologi, dan neurologi yang dimiliki oleh tubuh. Jadi, kalau ada gangguan fungsi tubuh saat melakukan seks adalah hal yang wajar.
Seseorang bisa sangat emosional saat bercinta
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, seks memiliki makna yang berbeda-beda pada beberapa orang. Seks juga bisa memberikan dorongan emosi yang sangat kuat dan menyebabkan seseorang mengalami perubahan mood. Seks bisa memberikan rasa bahagia yang besar pada pasangan yang dengan sadar melakukannya dan tanpa pasangan.
Sebaliknya seks juga bisa memberikan emosi negatif seperti rasa sedih dan perasaan bersalah. Hal ini bisa terjadi karena seks yang dilakukan sama sekali tidak bisa dinikmati. Dampaknya, perasaan yang menekan membuat seseorang jadi mengalami trauma atau bahkan anti dengan seks di masa depan.
Gairah seksual kadang membuat kita susah berpikir
Seks memengaruhi fungsi otak yang dimiliki oleh seseorang. Hal ini terjadi karena fungsi kognitifnya jadi terganggu. Seseorang yang melakukan seks atau sedang ada pada puncak gairahnya kerap sulit untuk berpikir dengan jernih. Itulah kenapa banyak kejadian tidak menyenangkan yang sebenarnya bisa dicegah, tapi karena otak tidak bisa bekerja dengan baik, hal buruk yang terjadi.
Hormon cinta adalah nyata
Mungkin beberapa dari kita menganggap kalau seks adalah hal biasa. Seks yang bisa mendekatkan pasangan juga tidak bisa dibuktikan. Namun, dari penelitian yang dilakukan, seks bisa menghasilkan oksitosin. Nah, oksitosin adalah hormon yang membuat Anda semakin sayang dengan pasangan. Itulah kenapa setelah bercinta beberapa dari kita merasa sangat bahagia dan makin sayang dengan pasangan.
Nafsu seksual dan ketertarikan adalah dua hal yang berbeda
Ketertarikan adalah hal biasa dan bisa terjadi pada siapa saja. Misal seorang pria jadi tertarik dengan artis karena aksinya hebat atau seorang wanita tertarik dengan teman prianya yang cukup baik. Nafsu adalah bentuk lain dari tertarik, tapi lebih ke seksual. Misal ingin melakukan kontak fisik entah itu sentuhan atau sampai berhubungan badan.
Memisah emosi dan seks bisa dilakukan
Setiap orang memiliki gaya hidup yang berbeda. Ada yang lebih memilih menikah dan menjalin hubungan jangka panjang dengan seseorang. Namun, ada yang tidak suka menjalin hubungan jangka panjang dan memilih sendiri meski tetap berhubungan seks. Biasanya orang seperti ini cenderung tidak mau melakukan seks dengan emosi. Setelah bercinta hubungan tidak dilanjutkan lagi, begitu seterusnya.
Emosi dan seks sangat mudah disatukan
Emosi dan seks memang dua hal yang berbeda. Namun, dengan melakukan seks seseorang akan memiliki emosi baik itu positif atau negatif. Kalau emosi yang muncul adalah positif, seseorang akan mudah dekat dengan pasangannya. Bahkan, kemungkinan terjadi perselisihan akan rendah.
Apa pun jenis seks yang Anda lakukan dengan pasangan, sebisa mungkin diawali dan diakhiri dengan komunikasi yang intens. Lakukan pembicaraan hangat dan agak nakal agar seks tetap menarik sampai kapan pun.
Inilah beberapa ulasan tentang gairah seksual dan juga daya tarik individu terhadap lawan jenis. Dengan memahami beberapa fakta di atas, kita sedikit demi sedikit akan mengetahui kalau masalah seks dan hubungan antara dua orang ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Dari beberapa fakta di atas, adakah yang tidak pernah Anda ketahui sebelumnya?
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
Komentar
Posting Komentar